"Aparat (polisi) tidak melakukan tindakan apapun, padahal kafe remang-remang yang menjual minuman keras bertebaran di depan mata mereka, masyarakat mengeluh dan kami terpaksa bertindak,"JAKARTA -- Di Indonesia siapa yang tak mengenal Front Pembela Islam (FPI), ya, organisasi massa yang satu ini memang penuh dengan fenomenal dan kontroversi. FPI yang dalam pemberitaan media massa nasional umumnya selalu diidentikkan dengan ormas radikal dan brutal, pada kenyataannya di pandangan rakyat bawah sangat dikagumi dan dipuji.
Apa pasal? tentu saja karena FPI dipandang sebagai organisasi massa yang sangat konsisten dalam menegakkan kebenaran dan menindak sesuatu keburukan di tengah masyarakat walaupun sebagian masyarakat yang merasa dirugikan oleh aksi FPI tersebut sangat membenci ormas satu ini.
Seperti yang dilakukan oleh puluhan kaum muda FPI baru-baru ini. Sebanyak 41 anggota Front Pembela Islam merangsek masuk ke dalam Kafe Camden, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (2/7) sekitar pukul 23.30 Wib. Puluhan orang tersebut menggunakan 26 kendaraan roda dua. Kasubag humas polres jaksel Kompol Purwanta mengatakan kedatangan 41 anggota FPI itu untuk melakukan aksi sweeping di lokasi.
"Telah terjadi aksi sweeping oleh Front Pembela Islam (FPI), jumlah sekitar 41 orang dengan menggunakan 26 kendaraan roda dua," ujar Purwanta dalam pesan singkatnya, Minggu (3/7). Saat merangsek masuk ke dalam kafe, lanjut Purwanta, puluhan anggota tersebut langsung mengusir para pengunjung yang tengah asyik mabuk menikmati minuman keras mereka.
"Menurut saksi rombongan masuk ke dalam kafe. selanjutnya sebagian dari rombongan tersebut melakukan sweeping minuman keras jenis bir dan membawa barang tersebut keluar," jelasnya. Tak hanya itu, puluhan minuman keras jenis bir kemasan kaleng pun disita.
Beberapa pemuda mabuk dan penjaga cafe yang yang tidak terima dengan aksi FPI tersebut berusaha memukul para anggota FPI sehingga sempat terjadi ketegangan dan aksi kekerasan, walaupun kemudian bisa dihentikan setelah para anggota FPI mampu menundukkan para pemuda mabuk yang mengamuk tersebut.
Pengunjung yang terkejut akan aksi itu pun, lanjut Purwanta, langsung berhamburan keluar kafe. "Karena terkejut para pengunjung berhamburan keluar Cafe, saksi sempat menahan ormas namun tidak bisa," tuturnya. Purwanta menambahkan, saat, Kapolres Metro Jakarta Selatan tiba di TKP, sejumlah massa FPI dimintai keterangannya dengan membawanya ke Polres Metro Jakarta Selatan.
![]() |
Puluhan botol minuman keras yang berhasil disita para aktifis FPI di sebuah kafe di wilayah DKI Jakarta. (Foto: Istimewa) |
"Aparat (polisi) tidak melakukan tindakan apapun, padahal kafe remang-remang yang menjual minuman keras bertebaran di depan mata mereka, masyarakat mengeluh dan kami terpaksa bertindak," katanya menjelaskan.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, memastikan ormas-ormas di Jakarta tidak akan untuk melakukan razia di bulan Ramadhan dengan menjanjikan tidak akan ada kafe maupun diskotik yang buka saat bulan Ramadhan, namun fakta di lapangan justru berkata lain. Puluhan diskotik dan kafe remang-remang di sejumlah wilayah di DKI Jakarta hingga saat ini tetap beroperasi di bulan Ramadhan.
"Enggak ada, Kapolda sudah jamin. Kalau mereka razia akan ditahan. Ditangkap semua, itu kapolda sudah tegaskan kok," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Kamis (2/6). Ahok menyebut, razia dan operasi keamanan jelang Ramadan bukan kewenangan ormas tapi polisi. "Enggak ada razia-razia. Ini tugas polisi, sudah selesai," tegas mantan pengkhianat politisi Gerindra ini. (*JU)
Sumber: Merdeka.com