![]() |
Sebuah karikatur yang menyindir banyaknya kejahatan paedofil yang dilakukan para pendeta gereja terhadap anak-anak asuhannya. (Gambar: istimewa) |
"Setiap korban diperkosa berkali-kali dan semuanya tinggal di gereja. Kami mendakwanya dengan pembelian layanan seks anak,"Phnom Penh -- Negara Kamboja dihebohkan dengan kasus asusila yang ironisnya dilakukan seorang pemuka agama setempat. Seorang pendeta Kristen dituduh telah melakukan pemerkosaan secara berulang-ulang terhadap puluhan anak-anak miskin yang berada dalam asuhannya.
Polisi Kamboja menangkap seorang pendeta asal Korea Selatan (Korsel) dengan tuduhan memerkosa anak-anak perempuan yang tinggal di gerejanya yang berada di daerah wisata populer Siem Reap.
Pendeta berusia 62 tahun yang ditangkap Kamis (20/10) tersebut merupakan pemimpin gereja Kristen di Siem Reap, gerbang menuju reruntuhan kuil Angkor, menurut kepala divisi pemberantasan perdagangan manusia kepolisian, Duong Thavry.
Dalam enam tahun terakhir, menurut dia, pria tersebut telah memerkosa sedikitnya delapan anak perempuan berusia antara 13 hingga 21 tahun. Polisi setempat meyakini korban diperkirakan mencapai puluhan anak-anak, mengingat pendeta tersebut sudah lama tinggal di wilayah itu dan masih terdapat sejumlah keluarga yang melaporkan adanya tindakan asusila yang dilakukan sang pendeta kepada anak-anak mereka.
"Setiap korban diperkosa berkali-kali dan semuanya tinggal di gereja. Kami mendakwanya dengan pembelian layanan seks anak," kata Dhuong Thavry kepada kantor berita AFP.
Menurut petugas, keluarga anak-anak perempuan itu tinggal di dekat gereja, tetapi pendeta tersebut meyakinkan mereka bahwa anak-anak lebih baik tinggal di dalam gereja.
Pendeta yang diidentifikasi bernama Park Youl tersebut diduga meyakinkan para korban bahwa ia secara finansial akan mendukung keluarga mereka sebagai imbalan untuk seks dan memberi beberapa di antaranya sepeda motor.
Para korban kini berada di tempat aman menurut pernyataan Action Pour Les Enfants (APLE), organisasi non-pemerintah yang memburu para paedofil dan melaporkan kasus-kasus semacam itu ke kepolisian.
Rakyat Kamboja mendesak aparat hukum setempat menghukum pelaku dengan seberat-beratnya, mengingat perbuatan keji tersebut terjadi secara masif dan merusak masa depan puluhan anak-anak yang seharusnya dilindungi. (*JU)
Sumber: AFP